BIMBINGEN PJJ TGL. 18 - 24 OKTOBER 2015
(Naras Pdt. L. Sinuhadji - Bp. Rey Tarigan)
Ogen:
1 Tesalonika 2:9-19
Tema:
KAM KEMEGAHENKU I BAS JESUS
Tujun:
Gelah ngawan ni perpulungen:
1) Meteh maka keleng ate Dibata si jadi palas
guna ngaloken kalak si deban
2) Ncidahken ras ndalanken kemulian Dibata
Penjelasan Bahan
Alkitab
1 Tes. 2:9-19 perlu dipahami dalam konteks
pemberitaan Injil oleh Rasul Paulus kepada orang-orang Tesalonika dalam Kisah
Rasul (Perb. Rasul) 17:1-9. Dalam Kis. 17:1-9, Rasul Paulus memberitakan Injil
di rumah ibadat orang Yahudi, karena di Tesalonika terdapat komunitas Yahudi
yang cukup besar. Komunitas Yahudi di sini artinya, orang-orang beragama
Yahudi. Hasil dari pemberitaan Injil yang dilakukan Rasul Paulus (dan Silas) di
Tesalonika menghasilkan beberapa orang Yahudi yang percaya kepada Kristus ditambah
sejumlah besar orang Yunani dan perempuan-perempuan terkemuka, sehingga
dibentuklah gereja Tesalonika. Namun orang-orang Yahudi lainnya merasa tidak
senang dengan pemberitaan Injil yang dilakukan Rasul Paulus sehingga membuat
kerusuhan dan mencoba untuk menangkap Rasul Paulus dan Silas di rumah Yason,
namun mereka tidak menemukan Paulus dan Silas. Sebagai akibat dari kerusuhan
itu, maka jemaat yang baru dibentuk itu menyuruh Paulus dan Silas meninggalkan
Tesalonika.
Surat 1 Tesalonika, mengindikasikan bahwa
kemungkinan Paulus pernah tinggal beberapa bulan di Tesalonika untuk membentuk
gereja Tesalonika sebelum akhirnya harus meninggalkan Tesalonika karena
hambatan-hambatan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Tesalonika. Gereja
Tesalonika didirikan Paulus dengan jerih lelahnya sendiri (ay. 9-12), maksudnya
Paulus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya sendiri serta untuk memenuhi
segala keperluan yang dibutuhkan untuk membangun gereja Tesalonika. Ay. 14-16
berisi penguatan kepada jemaat Tesalonika agar tidak gentar terhadap
hambatan-hambatan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi yang berusaha
menghalang-halangi berita Injil kepada bangsa-bangsa lain. Ay. 17-18 berisi
kerinduan Paulus untuk mengunjungi kembali jemaat Tesalonika, tetapi karena hambatan-hambatan
yang dihadapi oleh Paulus, maka sampai dengan surat ini diterima jemaat
Tesalonika, Paulus tidak dapat mengunjungi jemaat Tesalonika.
Ay. 19 kemungkinan dijadikan tema PJJ yaitu: “Kam
kemegahenku i bas Jesus.” Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS)
diterjemahkan “Maka kalianlah yang menjadi kebanggaan kami.” Dalam Alkitab
Terjemahan Baru (TB) diterjemahkan “Mahkota kemegahan kami.” Merupakan ekspresi
sukacita Paulus, karena walaupun banyak hambatan yang dihadapi dalam
pemberitaan Injil di Tesalonika, tetapi berita Injil itu tetap tumbuh dan
berkembang. Ps. 3:2-6 Timotius diutus Paulus untuk mengetahui keadaan jemaat
Tesalonika. Dari Timotius Paulus mengetahui bahwa berita Injil yang pernah
ditanamkannya dalam waktu singkat bertumbuh dengan baik di tengah-tengah jemaat
Tesalonika walaupun banyak hambatan yang dihadapi.
Perenungan
Tujuan PJJ, gelah ngawan ni perpulungen: 1)
Meteh maka keleng ate Dibata si jadi palas guna ngaloken kalak si deban; 2)
Ncidahken ras ndalanken kemulian Dibata. Artinya, bahan Alkitab dibawa untuk
memenuhi tujuan “ngaloken kalak si deban” dan “ncidahken ras ndalanken kemulian
Dibata.” Tentu saja berita Injil harus melampaui batas-batas perbedaan antara
bangsa Yahudi dengan bangsa-bangsa lain. Jika tidak maka berita Injil tidak akan
pernah sampai kepada masyarakat Karo. Paulus adalah seorang rasul yang mampu
melampaui perbedaan-perbedaan alamiah (suku, bahasa, dsb.) dan
pembedaan-pembedaan secara sengaja yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan
orang-orang Yahudi Kristen terhadap bangsa-bangsa lain yang menerima Injil Kristus.
Dalam sidang rasul-rasul di Yerusalem (Perb. Rasul 15) sebenarnya persoalan
pembedaan-pembedaan terhadap bangsa-bangsa lain telah diselesaikan. Namun pada
kenyataannya, Rasul Paulus tetap menghadapi berbagai hambatan karena
pembedaan-pembedaan tersebut dalam pemberitaan Injilnya.
Perbedaan adalah suatu kenyataan yang harus
kita terima, karena Tuhan menciptakan perbedaan untuk saling melengkapi satu
dengan lainnya. Berita Injil bertujuan semakin menyatukan perbedaan demi kemuliaan
Kristus. Pembedaan adalah suatu hal yang harus kita hilangkan, karena manusia
memiliki kecenderungan membuat pembedaan-pembedaan berdasarkan pengelompokan tertentu: suku, status sosial, pendidikan, dsb., dengan
tujuan-tujuan kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok yang secara
disadari atau tidak telah mendiskreditkan (merendahkan) orang lain yang
dianggap berbeda.
Secara khusus dalam kehidupan bersekutu di
antara sesama jemaat. Kemuliaan Tuhan tampak dalam sikap kita terhadap
perbedaan. Ketika kita sanggup menerima perbedaan yang ada di tengah-tengah
jemaat tanpa terpancing untuk melakukan pembedaan-pembedaan maka kemuliaan Tuhan
tampak dalam diri kita dan jemaat. Sikap menerima perbedaan tidak sama dengan
menerima hal-hal yang tidak benar berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Mengapa
demikian? Karena kalimat “menerima orang lain apa adanya” seringkali
disalahartikan sebagai membiarkan kebiasaan buruk. Kemuliaan Tuhan justru tidak
tampak dalam sikap yang seperti itu. Kemuliaan Tuhan tampak dalam kepedulian
kita untuk saling menopang, mengingatkan, menegur dengan kasih, dan berjalan
bersama-sama berdasarkan kebenaran Firman Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar